Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Depok, Jawa Barat, di mana seorang tahanan ditemukan tewas dengan dua luka tusuk di tubuhnya. Kejadian tragis ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan petugas rutan dan masyarakat luas, mengingat kasus kekerasan semacam ini jarang terjadi di dalam fasilitas yang seharusnya dijaga ketat. Saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap fakta di balik kematian misterius tersebut.
Menurut keterangan dari pihak Rutan Depok, korban ditemukan oleh petugas rutan saat melakukan pemeriksaan rutin di sel tahanan. Petugas menemukan tubuh korban dalam keadaan tidak bernyawa dengan dua luka tusuk yang cukup dalam di bagian perut. Penemuan ini segera dilaporkan kepada pihak kepolisian, yang kemudian melakukan olah TKP untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai penyebab dan pelaku di balik tragedi ini.
Pihak kepolisian telah memeriksa sejumlah tahanan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian. Beberapa saksi telah dimintai keterangan, namun hingga saat ini belum ada informasi yang cukup untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kematian tahanan tersebut. Polisi juga tengah menyelidiki kemungkinan adanya keterlibatan pihak luar atau apakah insiden ini merupakan hasil dari konflik antar tahanan di dalam rutan.
Kepala Rutan Depok, dalam pernyataannya, menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian ini dan menegaskan bahwa keamanan dan keselamatan tahanan adalah prioritas utama. “Kami akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa ini. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa langkah-langkah pengamanan akan ditingkatkan untuk mencegah insiden serupa.
Kematian tahanan dengan luka tusuk ini menambah daftar panjang kasus kekerasan yang terjadi di dalam lembaga pemasyarakatan di Indonesia. Kondisi ini memunculkan kembali perdebatan mengenai kondisi rutan dan lapas di Indonesia, yang kerap kali diwarnai dengan masalah overkapasitas dan kurangnya pengawasan. Berbagai pihak, termasuk lembaga hak asasi manusia, telah mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan guna memperbaiki sistem pemasyarakatan yang ada.
Hingga berita ini diturunkan, jenazah korban telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian. Pihak keluarga korban juga telah diberitahu mengenai kejadian ini dan menuntut agar pelaku di balik tragedi ini segera ditemukan dan dihukum sesuai hukum yang berlaku. Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat memberikan kejelasan atas kasus ini dan menuntaskan teka-teki di balik kematian tragis tahanan Rutan Depok.