Dalam sebuah pidato yang penuh emosi di depan Kongres Amerika Serikat, mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, atas kontribusinya terhadap hubungan Israel-Amerika dan kebijakan luar negeri Israel secara keseluruhan. Pidato ini menandai momen penting dalam dinamika politik internasional, yang masih mempengaruhi kebijakan global di bawah pemerintahan Joe Biden.
Netanyahu, yang diundang untuk berbicara oleh beberapa anggota Kongres yang pro-Israel, mengawali pidatonya dengan penghargaan mendalam terhadap Trump, menyebut mantan presiden sebagai “seorang pemimpin yang tidak kenal takut” dan “sangat berkomitmen terhadap keamanan dan kedaulatan Israel”. Pujian itu tidak hanya mengenang hubungan pribadi antara Netanyahu dan Trump, tetapi juga menyoroti kebijakan pro-Israel yang diterapkan selama masa pemerintahan Trump.
Salah satu pencapaian utama yang disebutkan Netanyahu adalah keputusan kontroversial Trump pada tahun 2017 untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat ke kota suci tersebut. Langkah ini, yang memicu kontroversi internasional, dianggap oleh Netanyahu sebagai “langkah berani dan bersejarah yang akan diingat oleh generasi-generasi Israel”.
Netanyahu juga menyoroti perjanjian Abraham Accords yang dimediasi oleh administrasi Trump, yang memperkuat hubungan diplomatik antara Israel dengan beberapa negara Arab. Ia menggambarkan perjanjian ini sebagai “langkah besar menuju perdamaian yang sejati dan stabil di Timur Tengah”.
Meskipun pidatonya dipenuhi dengan pujian terhadap Trump, Netanyahu juga menyampaikan pesan penting untuk masa depan hubungan Israel-Amerika di bawah pemerintahan Biden. Dia menekankan perlunya kontinuitas dalam dukungan AS terhadap Israel, terutama dalam menghadapi ancaman keamanan regional yang terus berlanjut.
Reaksi terhadap pidato Netanyahu di Kongres AS mencerminkan pembagian yang dalam di antara anggota legislatif Amerika Serikat. Meskipun ada yang menyetujui pujian Netanyahu terhadap Trump dan kebijakan Israel, ada juga yang menyoroti ketegangan yang masih ada dalam hubungan Israel dengan Palestina dan tantangan-tantangan besar yang dihadapi di kawasan tersebut.
Sebagai salah satu pemimpin paling menonjol dalam sejarah politik Israel modern, pidato Netanyahu di depan Kongres AS memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana politik luar negeri Israel dan hubungannya dengan AS akan terus bergerak maju di bawah dinamika yang terus berubah di tingkat global.
Netanyahu mengakhiri pidatonya dengan optimisme tentang masa depan hubungan Israel-Amerika, sambil menegaskan kembali komitmen Israel untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.