Konflik berkepanjangan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon telah menyebabkan hampir satu juta warga Lebanon mengungsi. Serangan ini disebut sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah negara tersebut, dengan ribuan korban jiwa dan luka-luka. Konflik ini semakin meluas sejak awal Oktober 2024, dipicu oleh eskalasi kekerasan lintas batas yang melibatkan kelompok Hamas di Gaza.
Dampak Serangan terhadap Lebanon
Serangan udara dan artileri Israel sejak akhir September telah menghancurkan infrastruktur utama di Lebanon, termasuk rumah-rumah warga, fasilitas umum, serta jalur transportasi. Data dari Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat lebih dari 816 orang tewas dan lebih dari 2.500 terluka. Banyak warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan di wilayah yang lebih aman, menciptakan gelombang pengungsian besar-besaran yang disebut sebagai yang terburuk dalam sejarah Lebanon
Upaya Diplomasi dan Resolusi Internasional
Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, menyerukan penghentian kekerasan melalui diplomasi internasional. Ia menegaskan komitmen Lebanon terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menyerukan penghentian permusuhan antara Israel dan Hizbullah. Di sisi lain, PBB terus mengadvokasi gencatan senjata untuk menghentikan dampak kemanusiaan yang semakin parah. Dukungan juga datang dari berbagai negara seperti Irak, yang memberikan bantuan kepada Lebanon selama krisis.
Tantangan Humanitarian dan Harapan Gencatan Senjata
PBB telah menyerukan akses tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan, sementara organisasi internasional mendesak kedua belah pihak menghormati hukum internasional untuk melindungi warga sipil. Namun, eskalasi serangan lintas batas dan kerusakan infrastruktur menambah tantangan besar bagi upaya penyelamatan warga.
Meskipun demikian, ada sinyal positif dari beberapa pihak terkait gencatan senjata, dengan harapan upaya ini dapat segera menghentikan kekerasan dan memungkinkan rekonstruksi Lebanon.
Konflik yang terus berlangsung ini menjadi pengingat bahwa krisis kemanusiaan membutuhkan perhatian dunia. Solidaritas internasional dan langkah diplomasi tegas diperlukan untuk meminimalkan dampak lebih lanjut pada warga sipil.