jornalmediasia.com Pada tanggal 21 Desember 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan pernyataan terkait gempa bumi yang mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat. Gempa yang terjadi pada pukul 09.12 WIB tersebut tercatat dengan kekuatan magnitudo 5,2 dan pusat gempa berada di laut, sekitar 79 km selatan Sukabumi. BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami, meskipun menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.
Kronologi dan Lokasi Terjadinya Gempa
Gempa bumi yang terjadi di Sukabumi ini memiliki pusat di laut dengan kedalaman 54 km, yang artinya gempa ini tidak terlalu dangkal. Gempa ini dapat dirasakan di beberapa wilayah di sekitar Sukabumi, termasuk kota-kota yang berdekatan seperti Bogor dan Jakarta. Meskipun kekuatannya cukup signifikan, BMKG dengan cepat memberikan klarifikasi bahwa meskipun gempa tersebut terasa cukup kuat di permukaan, dampaknya tidak akan meluas menjadi bencana besar seperti tsunami.
Lokasi gempa ini terletak di zona seismik aktif, yang memang sering mengalami pergerakan lempeng tektonik. Indonesia, sebagai negara yang terletak di Cincin Api Pasifik, memiliki potensi gempa bumi yang tinggi, terutama di wilayah selatan Pulau Jawa yang terhubung dengan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara.
Penjelasan BMKG Tentang Tidak Ada Potensi Tsunami
BMKG menjelaskan bahwa meskipun gempa yang terjadi cukup kuat, gempa tersebut tidak berpotensi memicu tsunami. Hal ini dikarenakan beberapa faktor teknis yang mempengaruhi pembentukan tsunami. Tsunami biasanya terjadi ketika gempa bumi terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng bumi bergerak menunduk di bawah lempeng lainnya, memindahkan volume air yang besar dan menghasilkan gelombang tsunami. Namun, gempa yang terjadi di Sukabumi tersebut bukan merupakan jenis gempa yang dapat memicu pergeseran lempeng yang cukup besar di bawah laut untuk menghasilkan tsunami.
BMKG juga menjelaskan bahwa kedalaman gempa tersebut (54 km) berada cukup dalam sehingga gelombang gempa tidak menyebabkan deformasi dasar laut yang cukup besar untuk mengangkat air laut. Oleh karena itu, meskipun gempa tersebut cukup dirasakan oleh penduduk, potensi tsunami menjadi sangat rendah dan tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat.
Dampak Gempa di Wilayah Sukabumi dan Sekitarnya
Meskipun tidak menimbulkan tsunami, gempa ini tetap mengakibatkan guncangan yang cukup kuat di beberapa wilayah. Di Sukabumi sendiri, gempa terasa cukup kuat sehingga sejumlah bangunan mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Beberapa warga melaporkan adanya retakan pada dinding rumah dan kerusakan pada beberapa bangunan yang lebih tua dan tidak tahan gempa.
Namun, BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak menyebabkan kerusakan parah atau korban jiwa. Pihak BMKG juga bekerja sama dengan instansi terkait di daerah untuk memastikan bahwa kondisi pasca-gempa aman dan tidak ada ancaman lebih lanjut.
Masyarakat Diimbau Tetap Tenang dan Waspada
BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas kebenarannya terkait gempa ini. Pasca-gempa, penting untuk tetap memeriksa kondisi bangunan dan mencari tempat yang aman untuk menghindari potensi gempa susulan. BMKG juga mengingatkan agar masyarakat selalu mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan pemerintah setempat untuk mendapatkan data yang akurat dan terpercaya.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana, BMKG terus melakukan pemantauan dan memberikan informasi yang jelas serta akurat kepada masyarakat terkait ancaman gempa bumi dan tsunami. Masyarakat di wilayah rawan gempa, seperti Sukabumi, diingatkan untuk selalu siap dengan langkah-langkah evakuasi dan menjaga kewaspadaan terhadap kemungkinan gempa susulan.
Langkah Pemerintah dan Masyarakat dalam Menghadapi Ancaman Gempa
Indonesia memang dikenal sebagai negara yang rawan bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, baik pemerintah maupun masyarakat perlu selalu siap siaga. Pemerintah melalui BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan upaya mitigasi bencana dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana.
Selain itu, penting untuk membangun infrastruktur yang tahan gempa, terutama di wilayah-wilayah yang rawan. Program-program seperti pembangunan rumah tahan gempa dan pelatihan evakuasi sangat krusial dalam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam.
Kesimpulan
Gempa dengan magnitudo 5,2 yang terjadi di Sukabumi pada 21 Desember 2024 telah menimbulkan kecemasan di masyarakat, namun BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Meskipun dampak gempa dirasakan cukup kuat, tidak ada ancaman bencana besar seperti tsunami. BMKG terus memberikan informasi terbaru kepada publik untuk mengurangi ketakutan dan memastikan masyarakat tahu langkah-langkah yang perlu diambil setelah terjadinya gempa. Dengan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan masyarakat dapat lebih tenang dan siap menghadapi potensi gempa bumi di masa depan.