Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan rasa empatinya kepada PDIP terkait kabar adanya upaya penjegalan di Pilkada Jakarta. Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial, Anies mengatakan, “I Feel You Pak Hasto,” merujuk pada Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Ungkapan ini mencerminkan solidaritas Anies terhadap dugaan adanya manuver politik yang tidak sehat dalam proses Pilkada.
Isu penjegalan ini mencuat setelah PDIP mengindikasikan adanya pihak-pihak yang berusaha menghalangi kandidat-kandidat potensial dari partai tersebut untuk maju dalam Pilkada Jakarta. PDIP, yang dikenal sebagai partai besar dengan basis dukungan kuat di berbagai daerah, merasa bahwa ada kekuatan tertentu yang berupaya untuk menghambat langkah mereka di ibu kota. Hasto Kristiyanto, sebagai Sekjen PDIP, menyuarakan kekhawatirannya atas situasi ini.
Anies, yang juga pernah menghadapi berbagai tantangan politik selama masa jabatannya, tampaknya memahami tekanan yang dirasakan oleh PDIP. Dengan menyatakan “I Feel You Pak Hasto,” Anies tidak hanya menunjukkan empati, tetapi juga mengisyaratkan bahwa ia pernah atau sedang mengalami situasi serupa. Pernyataan ini sontak menjadi sorotan, mengingat persaingan politik di Jakarta yang selalu ketat dan penuh dinamika.
Tanggapan Anies ini memicu beragam reaksi dari publik dan pengamat politik. Sebagian menilai bahwa ini adalah langkah diplomatis yang cerdas, sementara yang lain melihatnya sebagai tanda bahwa Anies mungkin sedang membangun hubungan yang lebih erat dengan PDIP menjelang pemilu. Bagaimanapun, pernyataan tersebut menunjukkan bagaimana Anies mampu memposisikan diri sebagai figur yang bersimpati terhadap tantangan yang dihadapi partai besar seperti PDIP.
Isu penjegalan dalam Pilkada Jakarta ini masih akan terus berkembang, dengan berbagai spekulasi dan analisis yang muncul dari berbagai pihak. Dengan dukungan moral dari Anies, PDIP mungkin merasa mendapatkan sekutu dalam menghadapi tekanan politik yang ada. Masyarakat kini menunggu bagaimana isu ini akan mempengaruhi dinamika Pilkada Jakarta ke depan.