Partai Gerindra memberikan klarifikasi terkait pernyataan Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, yang menyoroti penggunaan intelijen dalam ranah politik. Pernyataan Prabowo tentang “intel jangan ngintelin lawan politik” menuai perhatian publik setelah disampaikan dalam sebuah forum. Gerindra menegaskan bahwa pernyataan tersebut bukanlah kritik terhadap institusi, melainkan peringatan agar intelijen tetap menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip profesionalitas.
Menurut juru bicara Gerindra, Prabowo ingin menekankan bahwa intelijen negara seharusnya fokus pada menjaga keamanan nasional, mengatasi ancaman nyata seperti terorisme, separatisme, dan keamanan dalam negeri. Penggunaan intelijen untuk mengawasi atau menyusupi kegiatan politik dianggap sebagai penyalahgunaan fungsi yang dapat merusak tatanan demokrasi. “Pak Prabowo mengingatkan agar intelijen tidak digunakan untuk kepentingan politik sesaat yang bisa merugikan integritas institusi negara,” jelas juru bicara Gerindra.
Dalam klarifikasinya, Gerindra juga menekankan bahwa pernyataan Prabowo selaras dengan semangat reformasi yang menuntut profesionalisme dan netralitas aparatur negara. Prabowo, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, memahami betul pentingnya peran intelijen dalam menjaga kedaulatan negara. Namun, ia juga menekankan bahwa tugas tersebut harus dilaksanakan tanpa intervensi politik, agar kepercayaan publik terhadap institusi negara tetap terjaga.
Pernyataan ini muncul di tengah situasi politik yang kian memanas menjelang Pemilu 2024. Banyak pihak menafsirkan pernyataan Prabowo sebagai kritik terselubung terhadap pihak-pihak tertentu yang diduga menggunakan intelijen untuk kepentingan politik. Namun, Gerindra menolak tafsir tersebut dan menegaskan bahwa pernyataan Prabowo murni bertujuan untuk mengingatkan pentingnya etika dan profesionalisme dalam dunia intelijen.
Gerindra juga menegaskan bahwa sebagai calon presiden, Prabowo tetap menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan persaingan politik yang sehat. Menurut mereka, pernyataan ini merupakan bentuk komitmen Prabowo untuk menjaga agar pemilu berjalan dengan adil dan bebas dari campur tangan yang tidak semestinya. “Kita ingin menciptakan iklim politik yang kondusif, di mana semua peserta pemilu dapat berkompetisi dengan fair tanpa adanya penyalahgunaan kekuasaan,” tambah juru bicara tersebut.
Respon terhadap pernyataan Prabowo pun beragam. Sebagian pihak mengapresiasi sikap tegasnya yang menolak politisasi intelijen, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian dari strategi politik menjelang pemilu. Namun, bagi Gerindra, klarifikasi ini penting agar publik tidak salah memahami maksud sebenarnya dari pernyataan Prabowo.
Pada akhirnya, Gerindra berharap agar polemik terkait isu ini segera mereda dan fokus kembali pada agenda-agenda besar bangsa. Mereka menekankan pentingnya menjaga netralitas semua institusi negara dalam menghadapi tahun politik, demi terciptanya pemilu yang jujur, adil, dan berintegritas.