Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Utara semakin menarik perhatian setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi mengusung Edy Rahmayadi sebagai calon gubernur. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat nama Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo, sebelumnya juga santer disebut-sebut sebagai kandidat potensial yang akan didukung oleh PDIP.
Edy Rahmayadi, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, mendapatkan dukungan penuh dari PDIP untuk maju kembali dalam Pilkada mendatang. Langkah ini menunjukkan kepercayaan partai terhadap kinerja Edy selama masa jabatannya. Namun, keputusan ini juga memunculkan pertanyaan mengenai nasib Bobby Nasution, yang sebelumnya disebut-sebut memiliki peluang besar untuk maju dalam kontestasi politik tersebut.
Meski PDIP telah menjatuhkan pilihannya pada Edy, peluang Bobby Nasution untuk tetap berpartisipasi dalam Pilkada Sumut belum sepenuhnya tertutup. Bobby, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Medan, memiliki basis dukungan kuat di kalangan masyarakat Sumatera Utara, terutama di Kota Medan. Ia masih bisa maju melalui dukungan partai politik lain atau bahkan mencalonkan diri sebagai wakil gubernur mendampingi Edy Rahmayadi.
Di sisi lain, keputusan PDIP ini juga bisa menjadi strategi politik untuk memadukan kekuatan antara Edy dan Bobby dalam satu paket kepemimpinan. Kombinasi ini dianggap mampu mengakomodasi berbagai kepentingan dan memperkuat posisi PDIP di Sumatera Utara. Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari Bobby Nasution terkait langkah politiknya setelah keputusan PDIP ini.
Dengan dinamika politik yang terus berkembang, publik Sumatera Utara kini menantikan apakah Bobby Nasution akan tetap maju dalam Pilkada Sumut, atau memilih untuk berkolaborasi dengan Edy Rahmayadi dalam upaya mempertahankan dan memperkuat kepemimpinan di provinsi tersebut. Satu hal yang pasti, kontestasi politik di Sumut akan menjadi ajang yang menarik untuk diikuti hingga hari pemilihan tiba.