Gunung Ibu di Maluku Utara kembali mengalami letusan hebat pada Senin pagi, 29 Juli 2024. Letusan ini mengeluarkan kolom abu vulkanik yang mencapai ketinggian 1500 meter di atas puncak gunung. Aktivitas vulkanik ini mengakibatkan beberapa dampak signifikan terhadap wilayah sekitarnya dan telah memicu peringatan dari pihak berwenang.
Menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan terjadi sekitar pukul 06:30 WIB dan disertai dengan lontaran lava pijar serta gempa vulkanik yang cukup terasa. Kolom abu yang terangkat tinggi ke udara menyebabkan visibilitas di sekitar area Gunung Ibu menurun drastis. Abu vulkanik diperkirakan akan tersebar ke wilayah-wilayah sekitar, termasuk beberapa desa yang berada di radius 10 kilometer dari puncak gunung.
Pihak PVMBG telah mengeluarkan peringatan untuk masyarakat agar menghindari aktivitas di area yang terdampak serta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan hujan abu. Selain itu, tim tanggap darurat telah dikerahkan untuk memantau perkembangan situasi dan memberikan bantuan kepada penduduk yang terdampak.
Gubernur Maluku Utara, Dr. Rahmat Hidayat, dalam pernyataannya mengatakan, “Kami terus memantau situasi dengan seksama dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan masyarakat. Kami juga menghimbau agar warga mengikuti instruksi dan rekomendasi dari pihak berwenang.”
Akibat letusan ini, beberapa penerbangan dari dan menuju bandara di sekitar Maluku Utara mengalami penundaan atau pembatalan. Pihak bandara dan otoritas penerbangan juga telah memberikan informasi terkini kepada penumpang untuk meminimalisir gangguan perjalanan.
Kondisi di lapangan juga menunjukkan dampak pada sektor pertanian, dengan beberapa ladang yang tertutup abu vulkanik, mempengaruhi hasil panen dan aktivitas pertanian. Pemerintah daerah bersama dengan organisasi kemanusiaan sedang mempersiapkan bantuan untuk masyarakat yang terkena dampak.
Gunung Ibu merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia dan memiliki sejarah letusan yang cukup signifikan. Letusan terakhir yang tercatat terjadi pada tahun 2021, namun letusan pagi ini dianggap sebagai salah satu yang lebih kuat dalam beberapa tahun terakhir.
Pemantauan intensif dan evaluasi risiko terus dilakukan untuk mengantisipasi potensi bahaya lebih lanjut. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang guna menjaga keselamatan diri dan keluarga.