Site icon Berita Asia Terpopuler

Benarkah Cantik Berpotensi Dosa? Gus Baha Jelaskan Secara Bijak

jornalmediasia.com ,- Isu tentang kecantikan sering kali menjadi bahan diskusi di berbagai forum agama, terutama mengenai potensi dosa yang terkait dengan penampilan seseorang. Dalam pandangan Islam, kecantikan memiliki kedudukan yang tidak dapat diabaikan, tetapi bagaimana dengan anggapan bahwa kecantikan dapat memicu dosa? Gus Baha, seorang ulama yang terkenal dengan pandangan bijaknya, memberikan penjelasan yang mendalam mengenai hal ini.

Pada dasarnya, Gus Baha menegaskan bahwa kecantikan itu netral. Tidak ada hal yang secara otomatis menjadikan kecantikan sebagai sumber dosa, karena dosa tidak berkaitan dengan fisik melainkan dengan tindakan dan niat seseorang. Menurut Gus Baha, baik laki-laki maupun perempuan memiliki tanggung jawab atas bagaimana mereka berperilaku, terlepas dari penampilan mereka. Kecantikan hanya menjadi masalah jika digunakan untuk tujuan yang salah, seperti memancing hawa nafsu atau menimbulkan rasa iri hati.

Gus Baha lebih lanjut menjelaskan bahwa yang menentukan dosa bukanlah kecantikan atau ketidakcantikan seseorang, melainkan bagaimana orang lain menanggapi kecantikan tersebut. Jika seseorang melihat kecantikan dengan niat baik dan hati yang bersih, maka tidak ada dosa yang timbul. Namun, jika kecantikan itu dilihat dengan niat yang buruk, maka dosa mungkin muncul dari dalam diri orang yang melihatnya.

Selain itu, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga pandangan dalam menghadapi kecantikan. Dalam Islam, menjaga pandangan merupakan salah satu ajaran penting yang diperintahkan untuk menghindari dosa. Kecantikan adalah ciptaan Allah, dan seseorang tidak boleh merasa berdosa hanya karena penampilannya yang dianggap menarik. Yang lebih penting adalah bagaimana seseorang mengendalikan diri saat berinteraksi dengan orang lain, baik yang cantik maupun tidak.

Di sisi lain, Gus Baha juga mengingatkan bahwa penampilan fisik tidak boleh menjadi ukuran moral atau spiritual seseorang. Allah menilai manusia dari ketakwaannya, bukan dari penampilannya. Oleh karena itu, menganggap kecantikan sebagai sumber dosa dapat mencerminkan cara pandang yang salah terhadap ajaran agama.

Kesimpulannya, kecantikan memang bisa menjadi ujian, baik bagi orang yang memilikinya maupun bagi orang yang melihatnya. Namun, Gus Baha menekankan bahwa yang terpenting adalah niat dan perilaku, bukan penampilan fisik. Dengan menjaga pandangan dan niat yang lurus, seseorang dapat terhindar dari potensi dosa yang mungkin muncul karena kecantikan.

Spread the love
Exit mobile version