Muara Angke, salah satu kawasan pesisir di Jakarta, kembali diterjang banjir rob dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selama empat hari berturut-turut, kawasan ini mengalami banjir rob yang diperkirakan menjadi yang terparah sepanjang tahun 2024, bahkan memecahkan rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Banjir rob adalah fenomena naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh kombinasi pasang tinggi dan fenomena perubahan iklim, yang semakin intensif terjadi di wilayah pesisir. Dalam kejadian kali ini, tinggi muka air rob mencapai angka yang mengkhawatirkan, bahkan beberapa kawasan di Muara Angke terendam lebih dari 1 meter. Kejadian ini menyebabkan gangguan besar bagi penduduk setempat, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar kawasan pesisir.
Dampak Lingkungan dan Sosial
Selama empat hari tersebut, aktivitas sehari-hari di Muara Angke terganggu total. Jalan-jalan utama terendam, membuat mobilitas masyarakat menjadi terbatas. Tidak hanya itu, banyak rumah warga yang ikut terendam, menyebabkan kerugian material yang cukup besar. Para nelayan juga mengalami kerugian karena perahu mereka yang rusak akibat gelombang tinggi yang datang bersamaan dengan banjir rob.
Banjir rob yang melanda Muara Angke juga membawa dampak lingkungan yang serius. Air laut yang membawa sampah dan polutan lainnya menggenangi pemukiman warga, memperburuk kualitas air dan menciptakan masalah kesehatan bagi masyarakat setempat. Selain itu, keberlanjutan ekosistem laut dan pesisir juga terancam, mengingat tingginya salinitas air yang mengurangi kualitas habitat bagi biota laut.
Upaya Penanganan dan Solusi Jangka Panjang
Pemerintah setempat bersama dengan instansi terkait telah mengerahkan tim untuk menangani bencana ini. Upaya penanggulangan sementara melibatkan pembuatan tanggul sementara dan pemompaan air keluar dari daerah yang tergenang. Namun, ini hanya solusi jangka pendek. Pemerintah mengingatkan pentingnya pembangunan infrastruktur yang lebih tahan terhadap dampak banjir rob, seperti memperkuat tanggul dan melakukan normalisasi sungai.
Selain itu, pentingnya penanganan masalah perubahan iklim juga menjadi sorotan. Perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut menjadi faktor utama terjadinya banjir rob. Oleh karena itu, solusi jangka panjang yang melibatkan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan pelestarian lingkungan pesisir menjadi sangat penting.
Kesimpulan
Banjir rob yang terjadi di Muara Angke selama empat hari terakhir ini memang memecahkan rekor terburuk sepanjang tahun 2024. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat lokal, tetapi juga menjadi peringatan bagi kita semua akan pentingnya persiapan dan mitigasi bencana di wilayah pesisir. Dengan meningkatnya ancaman perubahan iklim, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan guna mengurangi dampak buruk dari fenomena ini di masa depan.