Ariel Tatum, aktris dan penyanyi Indonesia yang telah lama dikenal publik, baru-baru ini mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk tidak memiliki anak. Dalam sebuah wawancara, Ariel secara terbuka membahas pandangannya mengenai menjadi seorang ibu, yang sering kali dianggap sebagai salah satu tujuan hidup bagi banyak wanita. Namun, Ariel memiliki pandangan yang berbeda dan tidak ragu untuk menyuarakan keputusannya tersebut.
Menurut Ariel, keputusan untuk tidak memiliki anak bukanlah sesuatu yang diambil secara tiba-tiba. Ia telah merenungkan hal ini selama bertahun-tahun dan merasa bahwa memiliki anak bukanlah bagian dari rencana hidupnya. Ariel menjelaskan bahwa menjadi seorang ibu adalah tanggung jawab besar yang memerlukan komitmen seumur hidup, dan ia merasa belum siap untuk menjalani peran tersebut. Baginya, penting untuk memahami dan menerima apa yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Ariel juga menyebut bahwa keputusannya ini didasari oleh keyakinan bahwa setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya tanpa harus mengikuti tekanan sosial atau harapan orang lain. Ia menyadari bahwa banyak wanita dihadapkan pada ekspektasi untuk menikah dan memiliki anak, namun Ariel percaya bahwa kebahagiaan dan makna hidup tidak harus selalu datang dari menjadi seorang ibu. Baginya, ada banyak cara lain untuk menjalani hidup yang penuh makna dan memberikan dampak positif bagi dunia.
Selain itu, Ariel juga mengungkapkan bahwa ia ingin fokus pada pengembangan diri dan kariernya. Sebagai seorang artis, Ariel merasa bahwa ia masih memiliki banyak hal yang ingin dicapai dan berbagai proyek yang ingin dikerjakan. Memiliki anak, menurutnya, mungkin akan mengalihkan perhatian dan energinya dari hal-hal yang saat ini menjadi prioritas utama dalam hidupnya. Ariel menegaskan bahwa ia tidak menolak kemungkinan perubahan pandangan di masa depan, tetapi untuk saat ini, ia yakin dengan keputusannya.
Keputusan Ariel ini, meskipun mungkin kontroversial bagi sebagian orang, mencerminkan kebebasan individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Ariel menyadari bahwa pilihannya mungkin tidak populer atau dipahami oleh semua orang, tetapi ia tetap teguh pada pendiriannya. Ariel berharap bahwa dengan berbagi ceritanya, ia dapat menginspirasi orang lain untuk lebih berani mengambil keputusan yang sesuai dengan hati nurani mereka, tanpa merasa terbebani oleh norma-norma sosial.
Akhirnya, Ariel Tatum mengungkapkan bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak harus diukur dari status sebagai orang tua. Ia merasa bahwa selama ia menjalani hidup dengan cinta, kebijaksanaan, dan kepedulian, ia sudah memberikan kontribusi positif bagi dunia. Bagi Ariel, memiliki anak adalah pilihan yang sangat pribadi, dan ia berharap masyarakat bisa lebih terbuka untuk menerima berbagai pandangan dan pilihan hidup yang berbeda.