Penolakan terhadap tawaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengelola tambang tetap menjadi sikap tegas Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Meskipun PGI memberikan apresiasi terhadap inisiatif Presiden, mereka tetap pada pendirian mereka untuk menolak pengelolaan tambang dan fokus pada misi-misi sosial dan kemanusiaan lainnya.
Tawaran Presiden Jokowi
Tawaran dari Presiden Jokowi untuk PGI terungkap dalam pertemuan resmi pada awal Juli 2024. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menawarkan kesempatan kepada PGI untuk berperan dalam pengelolaan tambang di berbagai daerah, sebagai bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan partisipasi berbagai organisasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan ekonomi nasional.
“Tujuan dari tawaran ini adalah untuk memanfaatkan potensi organisasi-organisasi sosial dan keagamaan dalam pengelolaan sumber daya alam, agar manfaat ekonomi dari tambang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat luas,” ungkap Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Sikap Tegas PGI
Meskipun mengapresiasi tawaran Presiden Jokowi sebagai bentuk kepercayaan dan dukungan pemerintah, PGI tetap pada sikap mereka untuk menolak tawaran tersebut. Menurut pernyataan resmi PGI yang dikeluarkan pada 26 Juli 2024, keputusan ini didasarkan pada prinsip dan misi organisasi yang lebih berfokus pada kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom, menjelaskan, “Kami mengucapkan terima kasih atas tawaran yang diberikan oleh Presiden Jokowi. Namun, PGI memiliki fokus utama pada kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan, dan pelayanan masyarakat. Kami percaya bahwa peran kami dalam hal ini lebih baik dilaksanakan dalam konteks yang sesuai dengan misi dan tujuan kami.”
Pendeta Gultom juga menambahkan, “Kami ingin memastikan bahwa keputusan kami untuk tidak terlibat dalam pengelolaan tambang tidak mengurangi komitmen kami terhadap pembangunan masyarakat dan lingkungan. Kami akan terus berkontribusi melalui berbagai program sosial dan kemanusiaan yang sudah menjadi bagian dari kerja kami.”
Reaksi Publik dan Pihak Terkait
Keputusan PGI untuk menolak tawaran tersebut mendapat beragam reaksi dari masyarakat dan pihak-pihak terkait. Beberapa pihak mendukung keputusan PGI, melihatnya sebagai langkah yang konsisten dengan misi gereja sebagai lembaga sosial. “PGI telah menunjukkan komitmen kuat terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan. Keputusan ini adalah bentuk konsistensi mereka dalam menjalankan misi yang telah mereka tetapkan,” ujar seorang pengamat sosial, Dr. Andi Pratama.
Namun, ada juga yang berharap agar PGI mempertimbangkan kembali tawaran tersebut, mengingat potensi ekonomi dan manfaat yang bisa didapatkan. “Meskipun PGI memiliki misi yang penting, keterlibatan dalam pengelolaan tambang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar tambang. Ini adalah kesempatan untuk memajukan ekonomi lokal dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat,” kata salah satu pengamat ekonomi, Lisa Wijaya.
Komitmen PGI Terhadap Pembangunan Sosial
Meskipun menolak tawaran pengelolaan tambang, PGI tetap berkomitmen untuk menjalankan berbagai program sosial dan kemanusiaan yang telah mereka jalankan. PGI akan terus fokus pada upaya-upaya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat, serta menjalankan berbagai proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan melindungi lingkungan.
Dalam kesempatan yang sama, PGI juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam mencapai tujuan bersama. “Kami akan terus bekerja sama dengan berbagai organisasi dan pemerintah dalam program-program yang sejalan dengan misi kami. Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap inisiatif memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” tutup Pendeta Gultom.
Penutup
PGI menegaskan kembali bahwa meskipun mereka menghargai tawaran Presiden Jokowi, mereka tetap pada prinsip dan misi mereka yang berfokus pada kegiatan sosial dan kemanusiaan. Keputusan ini merupakan bentuk konsistensi terhadap tujuan awal mereka, sambil tetap membuka ruang untuk kolaborasi dalam bentuk lain yang lebih sesuai dengan misi organisasi.